Role Play dalam Pendidikan
Oleh M. Khoirudin dosen UNU Lampung
Setiap instasi pendidikan mempunyai peraturan yang harus ditaati. Peraturan yang ada bukan untuk menakut nakuti karyawan ataupun tenaga pengajar. Dengan adanya peraturan tersebut harapannya semua bisa berjalan dengan baik. Semoga saja.
Pendidikan adalah usaha yang dilakukan secara sadar oleh keluarga, guru, dan lingkungan sekitar. Dengan adanya pendidikan yang baik semoga dapat mencetak generasi yang cerdas, jujur, mandiri, serta berakhlak.
Pendidikan tak boleh mandek (berhenti), pendidikan tetap terus berjalan selama masih ada kehidupan. Role Play hanya sebuah perumpamaan untuk memulai sebuah peran dalam dunia pendidikan.
Sebagai tenaga pengajar harus bisa memainkan peran (Role Play). Peran dan drama hampir sama, namun berbeda dalam melaksanakannya seperti halnya peran yang harus dimulai dengan atau tanpa naskah dan spontan tanpa direkayasa, sedangkan drama yang harus dimulai dengan menggunakan naskah.
Role Play sebuah metode yang digunakan oleh guru secara sadar dalam menguasai kelas. Di dalam kelas peran guru sebagai begitu besar untuk mengajari dan mengarahkan anak untuk terus belajar. Peran guru sebagai fasilitator dan buka satu satunya gudang ilmu bagi murid muridnya. Guru di dalam kelas, tidak hanya menjelaskan namun harus memberikan masalah supaya siswa mampu memecahkannya. Di sini guru mulai menjadi aktor dari permasalahan tersebut.
Guru yang membentuk kelompok kelompok kecil di dalam kelas kini sedang memainkan peran. Pada setiap kelompok ditunjuk satu persatu dan diberikan sebuah pertanyaan seputar biologi, yakni apakah tumbuhan juga makhluk hidup? Sebuah pertanyaan yang merangsang otak untuk berfikir dan keributan (diskusi) yang ramai sedang berjalan. Beberapa kelompok menjawab bahwa tumbuhan bukan makhluk hidup, ada juga yang menjawab tumbuhan adalah makhluk hidup. Dua jawaban yang berbeda dan menjadikan suasana semakin hidup. Sebuah respon yang luar biasa, sehingga menciptakan semangat belajar yang tidak mudah untuk dilupakan.
Permainan peran (Role Play) bisa diterapkan untuk berbagai usia, namun jika ada sebuah keributan guru harus segera mungkin menjadi penengah (meminimalisir). Keterlibatan siswa dalam memainkan peran merangsang otak untuk selalu berfikir dalam menyelesaikan sebuah masalah. Disamping itu permainan peran juga bisa dapat menjalin rasa kebersamaan, meskipun ketika dimulai ada sedikit keributan.
Di akhir diskusi, setiap kelompok harus memberikan sebuah kesimpulan tetang masalah yang didiskusikan tadi. Apabila kelompok memberikan kesimpulan yang melenceng guru harus segera mungkin meluruskan. Pendekatan di dalam kelas perlu dilakukan supaya tidak ada jarak dan siswa terus termotivasi serta semangat dalam belajar. Permaian peran ini bisa dilakukan oleh siapa saja dalam melaksanakan pembelajaran. Maka dari itu segera dicoba lalu diterapkan.
Pendidikan adalah usaha yang dilakukan secara sadar oleh keluarga, guru, dan lingkungan sekitar. Dengan adanya pendidikan yang baik semoga dapat mencetak generasi yang cerdas, jujur, mandiri, serta berakhlak.
Pendidikan tak boleh mandek (berhenti), pendidikan tetap terus berjalan selama masih ada kehidupan. Role Play hanya sebuah perumpamaan untuk memulai sebuah peran dalam dunia pendidikan.
Sebagai tenaga pengajar harus bisa memainkan peran (Role Play). Peran dan drama hampir sama, namun berbeda dalam melaksanakannya seperti halnya peran yang harus dimulai dengan atau tanpa naskah dan spontan tanpa direkayasa, sedangkan drama yang harus dimulai dengan menggunakan naskah.
Role Play sebuah metode yang digunakan oleh guru secara sadar dalam menguasai kelas. Di dalam kelas peran guru sebagai begitu besar untuk mengajari dan mengarahkan anak untuk terus belajar. Peran guru sebagai fasilitator dan buka satu satunya gudang ilmu bagi murid muridnya. Guru di dalam kelas, tidak hanya menjelaskan namun harus memberikan masalah supaya siswa mampu memecahkannya. Di sini guru mulai menjadi aktor dari permasalahan tersebut.
Guru yang membentuk kelompok kelompok kecil di dalam kelas kini sedang memainkan peran. Pada setiap kelompok ditunjuk satu persatu dan diberikan sebuah pertanyaan seputar biologi, yakni apakah tumbuhan juga makhluk hidup? Sebuah pertanyaan yang merangsang otak untuk berfikir dan keributan (diskusi) yang ramai sedang berjalan. Beberapa kelompok menjawab bahwa tumbuhan bukan makhluk hidup, ada juga yang menjawab tumbuhan adalah makhluk hidup. Dua jawaban yang berbeda dan menjadikan suasana semakin hidup. Sebuah respon yang luar biasa, sehingga menciptakan semangat belajar yang tidak mudah untuk dilupakan.
Permainan peran (Role Play) bisa diterapkan untuk berbagai usia, namun jika ada sebuah keributan guru harus segera mungkin menjadi penengah (meminimalisir). Keterlibatan siswa dalam memainkan peran merangsang otak untuk selalu berfikir dalam menyelesaikan sebuah masalah. Disamping itu permainan peran juga bisa dapat menjalin rasa kebersamaan, meskipun ketika dimulai ada sedikit keributan.
Di akhir diskusi, setiap kelompok harus memberikan sebuah kesimpulan tetang masalah yang didiskusikan tadi. Apabila kelompok memberikan kesimpulan yang melenceng guru harus segera mungkin meluruskan. Pendekatan di dalam kelas perlu dilakukan supaya tidak ada jarak dan siswa terus termotivasi serta semangat dalam belajar. Permaian peran ini bisa dilakukan oleh siapa saja dalam melaksanakan pembelajaran. Maka dari itu segera dicoba lalu diterapkan.
Tidak ada komentar