Kebijakan dan pola integrasi agama dan sains di perguruan tinggi Islam Indonesia
Oleh Irham Yuwanamu
Integrasi ilmu pengetahuan dan agama di dunia Islam kontemporer masih diperdebatkan. Artikel ini mengkaji kebijakan dan pola integrasi ilmu pengetahuan dan agama di lembaga pendidikan tinggi Islam di Indonesia, dengan fokus pada Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang sumber primernya diperoleh melalui data dokumen dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, kebijakan integrasi secara resmi menolak Islamisasi ilmu pengetahuan tetapi memadukan ilmu-ilmu agama dan umum atau sebaliknya.
Integrasi ini terpola dengan mengidentifikasi ilmu inti dan ilmu bantu, dan jika ilmu inti adalah ilmu agama, maka ilmu bantu adalah ilmu umum dan sebaliknya.
Kedua integrasi terlihat dari karya dosen yang diformulasikan menjadi lima bentuk yakni; pertama integrasi tema keilmuan yang memiliki keterkaitan (multiperspektif); kedua integrasi referensi; ketiga integrasi pada semua ilmu; keempat, integrasi dari basis filosofis (epistemologis, ontologis dan aksiologis); kelima integrasi ilmu Islam dengan pendekatan ilmu sosial dan ilmu budaya.
Kajian ini menyimpulkan
bahwa corak integrasi sains dan agama di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta secara
implementasi bersifat terbuka yang memungkinkan terus berkembang. Pola ini dapat
dikatakan sebagai corak integrasi terbuka.
Artikel lengkapnya dapat dibaca di sini atau versi yang lain lebih lengkap ada di sini.
Artikel ini terbit di Jurnal Higher Education terbitan Springer terindeks Scopus Q1 dan WoS pada 18 Januari 2025.
Tidak ada komentar