Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia
Oleh Alya Rekha Anjani, Prodi PAI
Unisma Bekasi
Sebelum memahami lebih lanjut
tentang bagaimana sejarahnya pendidikan di Indonesia, ada baiknya kita harus
mengetahui dahulu apa pengertian dari sejarah, pengertian dari
pendidikan. Sejarah berasal dari kata bahasa Arab, Syajaratun, yang mana
memiliki arti sebagai pohon kayu. Kata ini menunjukkan sifat, bentuk kejadian,
perkembangan maupun pertumbuhan tentang suatu peristiwa yang terjadi secara
berkelanjutan atau berkesinambungan.
Jadi, sejarah adalah suatu bidang
ilmu yang membahas tentang silsilah, asal-usul atau riwayat dari suatu
kejadian (peristiwa). Lebih sederhananya lagi, sejarah merupakan suatu
kajian ilmu pengetahuan yang mempelajari segala peristiwa atau kejadian di masa
lampau dalam kehidupan manusia.
Sedangkan kata pendidikan berasal
dari kata didik yang berarti memelihara. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), pendidikan berarti sebuah proses perubahan tingkah laku seseorang.
Sehingga, jika suatu pendidikan dilaksanakan tapi, tidak mampu mengubah tingkah
laku peserta didik, maka, itu bukan dinamakan sebagai pendidikan. Namun, bisa
dikatakan itu adalah sebuah pengajaran, atau proses transfer ilmu
pengetahuan.
Jadi, kesimpulannya, sejarah
pendidikan Islam adalah sebuah runtutan peristiwa dalam mendidik sesuai dengan
ajaran-ajaran Islam. Ajaran Islam sendiri adalah ajaran Tauhid atau mengenakan
Allah, yang mana dengan pendidikan Islam itu bertujuan untuk mendekatkan dan
mengenal Sang Pencipta, yaitu Allah SWT. Jika, orang belajar, sudah
berpendidikan, tapi, tidak mampu membawa dirinya dekat dengan Allah, maka,
proses pendidikan Islamnya telah gagal.
Setelah memahami pengertian dari
sejarah pendidikan Islam, beranjak ke tahap selanjutnya yaitu memahami awal
mula pendidikan Islam yang ada di Indonesia, dimulai saat masa
kerajaan-kerajaan besar di Indonesia mulai runtuh. Kerajaan itu ialah kerajaan
Majapahit dan Sriwijaya yang mana kerajaan ini adalah kerajaan Hindu-Budha.
Berdirilah kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia, memang, Islam sudah masuk ke
Indonesia sebelum kerajaan-kerajaan ini berdiri, karena ajaran Islam dibawa
oleh para pedagang Arab. Mereka tidak ada niatan untuk mendirikan kerjaan Islam
di Indonesia/Nusantara, tetapi, mereka hanya sekadar mensyiarkan ajaran-ajaran
Tauhid. Berikut adalah kerajaan-kerjaan Islan yang pernah berjaya di
Nusantara:
1. Samudra Pasai
Kerajaan Islam pertama adalah
kerajaan Samudra Pasai di Aceh. Rajanya yang pertama bernama al-malik ibrahim
al-magdum.
Sistem pendidikan yang diterapkan
di Kerajaan Pasai adalah sebagai berikut:
- Sistem pendidikannya secara
Informal berupa Majlis Taklim dan Halaqoh.
- Biaya pendidikannya bersumber
dari Negara.
- Tokoh di pemerintahan juga
merangkap sebagai Ulama.
- Materi pendidikan dan pengajaran
Agama disebut syariat seperti Fikih Mahzab Syafi'i.
2. Kerajaan Demak (Jawa)
Terkenallah para wali yang
mengajarkan Islam sekaligus membentuk sistem pendidikan Islam di kerajaan Demak
kala itu. Para wali yang kini kerap dikenal dengan Wali Songo, menetapkan sitem
pendidikan bernuansa pesantren dan padepokan.
Awal abad ke-19 Kesultanan Aceh
Darussalam masih berdiri (1496-1903 M) hingga akhirnya diruntuhkan juga oleh
pemerintah Hindia-Belanda, di bulan Januari tahu 1903 M.
Di tengah penjajahan pada saat itu,
negara Indonesia dijajah oleh negara-negara Eropa seperti; Portugis, Belanda,
Prancis, Inggris dan satu lagi berasal dari negara Asia, yaitu; Jepang.
Kesadaran akan bidang pendidikan
mulai muncul karena adanya dorongan kaum imperialis, Portugis. Pada saat
pemerintahan Gubernur Jenderal Alfonso Alburquerque mendirikan sebuah lembaga
pendidikan dinamakan sekolah konvensional di Ternate. Kurikulum pendidikan yang
ditawarkan pada saat itu pun hanya sedikit, seperti, baca tulis huruf Latin,
pelajaran Katolik, dan berhitung.
Sehingga banyak para anak-anak dari provinsi
lain yang dikirimkan oleh orang tuanya ke sekolah ini. Lantaran inilah,
kosakata atau perbendaharaan kata yang berasal dari bahasa Portugis banyak yang
diserap ke bahasa Indonesia, seperti, sekolah dari escola, sabun dari sabao,
sepatu dari sapato, pesta dari festa.
Masa Portugis menjajah Nusantara
setelah itu mulai memudar karena perjanjian VOC yang dilakukan oleh Belanda.
Pada zaman Belanda ini, dirubahlah kurikulum pendidikan di Nusantara yang
sebelumnya menganut Katolik menjadi Protestan.
Setelah VOC mengalami kemunduran di
Nusantara kemudian digantikan oleh negara Jepang. Disinilah perkembangan
pendidikan Islam sudah mulai bergerak bebas melakukan berbagai kegiatan. Jepang
yang tidak terlalu fokus pada kepentingan agama, tapi, hanya fokus pada
kemenangannya dalam perang sehingga membuat pendidikan Islam semakin berkembang
pesat.
Pendidikan Islam pertama kali
dilaksanakan menggunakan sistem halaqoh, proses pengajaran yang dilakukan di
tempat tempat ibadah, seperti Masjid, Musholla, bahkan di rumah rumah para
Ulama. Pada tahapan awal ini, pendidikan Islam masih bersifat informal.
Lantaran sistem pendidikan Islam
yang masih informal, sehingga tidak ada jadwal hari dan waktu tertentu, ataupun
tempat khusus sebagai sarana belajar tetap, sehingga semua tidak terprogram
dengan jelas. Semakin lama, muncullah keinginan untuk membuat sistem pendidikan
yang formal yang terencana, punya waktu dan tempat serta materi tertentu yang
telah terstruktur.
Setelah sistem pendidikan Islam
sudah terprogram dan terencana, berdirilah berbagai lembaga-lembaga pendidikan
di Nusantara, seperti;
1. Pesantren
Pondok Pesantren yang muncul
pertama kali pada zaman Wali Songo, dan orang yang pertama kali mendirikan
pondok pesantren adalah Maulana Malik Ibrahim.
2. Masjid dan Langgar
Seiring berjalannya waktu, umat
muslim semakin banyak setiap harinya, sehingga dibutuhkan suatu tempat untuk
kegiatan-kegiatan ibadah. Oleh karena itu, didirikanlah masjid dan langgar.
3. Surau
Surau menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), diartikan sebagai tempat atau rumah bagi umat Islam, untuk
melakukan ritual ibadah seperti, Sembahyang dan mengaji.
Nah, hingga sekarang pun
lembaga-lembaga pendidikan Islam pada zaman dahulu, masih dapat kita temukan,
seperti pesantren, misalnya.
Sumber:
1. Buku Sejarah Pendidikan Islam
karya Samsul Nizar
2. Buku Sejarah Pendidikan Islam
karya Muhammad Tisna Nugraha
Tidak ada komentar