Menelusuri Pendidikan Islam di Indonesia
Oleh Atika Sari, Prodi PAI Unisma Bekasi
Pendidikan Islam merupakan satu tolok ukur
pertama dari perkembangan Islam di suatu daerah atau suatu negara. Islam masuk
di Indonesia sekitar abad ke-7 masehi dari Arab, Persia dan India. Jalur yang
digunakan dalam masuknya Islam pertama di Indonesia meliputi perdagangan,
dakwah, perkawinan, pendidikan dan kesenian.
Pendidikan telah dimulai dari masa awal masuknya
Islam sampai masa kerajaan-kerajaan Islam dan terus berlanjut hingga saat ini.
Tiap-tiap daerah di Indonesia memiliki sejarah sendiri dalam proses dan
berlangsungnya pendidikan Islam karena memiliki karakteristik sendiri-sendiri.
Sebelum Kedatangan Islam
Dari catatan sejarah, proses pendidikan di tanah
air dibarengi proses masuknya agama-agama dari luar masuk ke wilayah kita.
Kebanyakan sumber tentang pendidikan di zaman kerajaan Hindu-Budha berasal dari
Cina. Pendidikan tersebut dimulai dengan masuknya peradaban dan agama Hindu dan
Budha yang bisa kita lihat pada abad ke-5 Masehi melalui wilayah Kutai,
Kalimantan.
Dimulai dari prasasti yang ada di Kutai, isi
antara lain menceritakan upacara pengorbanan terhadap dewa. Upacara tersebut
ditujukan agar para raja, leluhur, dan keturunannya mendapatkan perlindungan
dari Dewa. Upacara dilakukan oleh kaum Brahmana. Upaya itu menunjukkan adanya
ajaran agama Hindu Budha.
Pendidikan Islam Pada Masa Permulaan di
Indonesia
Pada tahap awal pendidikan Islam di Indonesia
berlangsung secara informal. Kontak-kontak personal antara mubaligh dan
masyarakat sekitar yang tidak terancang dan terstruktural secara jelas dan
tegas. Pergaulan keseharian yang di dalamnya mengandung unsur pendidikan,
seperti keteladanan yang diberikan oleh para mubaligh menampakkan ketertarikan
masyarakat sekitar terhadap agama Islam.
Pendidikan awal Islam informal tidak ada jadwal
waktu tertentu, tidak ada hari tertentu dan tidak ada tempat khusus sehingga
hal ini tidak terprogram secara ketat. Hal ini yang memicu munculnya pendidikan
formal. Pendidikan yang terencana, punya waktu, dan tempat tertentu.
Dengan demikian ada beberapa lembaga pendidikan
Islam formal pertama yang muncul di Indonesia. Diantaranya: 1) Masjid dan
Langgar, 2) Pesantren, 3) Meunasah, rangkang dan dayah, 4) Surau.
Pendidikan Islam Pada
Masa Kerajaan-Kerajaan Islam
Kerajaan Samudera Pasai
Dari berbagai catatan sejarah, bahwa kerajaan
Islam pertama di Indonesia adalah Kerajaan Samudera Pasai yang didirikan pada
abad ke-10 M, dengan raja pertama adalah Al Malik Ibrahim bin Mahdum.
Pengembara dari Maroko Ibnu Batutah sempat singgah di Kerajaan Pasai pada masa
pemerintahan Malik Az Zahir pada tahun 1345 M, Ibnu Batutah menuturkan bahwa ia
sangat mengagumi akan keadaan Kerajaan Pasai, dimana rajanya sangat Alim dan
ilmu Agama, dengan menganut mazhab syafi’i serta mempraktekkan pola hidup yang
sangat sederhana.
Kedatangan Ibnu Batutah tersebut dapat ditarik
kesimpulan pendidikan yang berlaku di zaman kerajaan Samudera Pasai adalah
sebagai berikut : 1) materi pendidikan dan pengajaran agama bidang syari’at
adalah fiqh madzhab syafi’i, 2) system pendidikannya secara informal berupa
majelis ta’lim dan halaqah, 3) Tokoh pemerintahan merangkap sebagai tokoh
agama, 4) biaya pendidikan berasal dari negara.
Kerajaan Perlak
Kerajaan Islam kedua di Indonesia adalah Perlak
di Aceh. Rajanya bernama Sultan Alaudin (tahun 1161-1186 H / abad ke-12 M).
Antara Pasai dan Perlak terjalin kerjasama yang baik sehingga seorang raja
Pasai menikah dengan ptri raja Perlak.
Rajanya yang ke enam Sultan Mamdum Alauddin
Muhammad, adalah seorang Ulama’ yang mendirikan perguruan tinggi Islam, suatu
Lembaga majelis Ta’lim yang dihadiri khusus oleh para murid yang sudah Alim.
Yang diajarkan adalah kitab-kitab yang berbobot pengetahuan tinggi, misalnya Al
Um karya Imam Syafi’i.
Kerajaan Aceh Darussalam
Tokoh ulama kerajaan Aceh Darussalam antara lain
Hamzah Fansuri, Syamsuddin As-Sumatharani, Syeikh Nuruddin Ar-Raniri. Pada masa
kejayaan Aceh pada masa Sultan Iskandar Muda banyak didirikan Masjid untuk
tempat ibadah, salah satunya Masjid Baiturrahman yang juga dijadikan perguruan
tinggi dan mempunyai 17 fakultas.
Pendidikan Islam masa Kerajaan di pulau Kalimantan
Islam mulai masuk Kalimantan mulai abad ke-15 M
dengan cara damai, dibawa oleh mubaligh dari Jawa. Sunan Bonang dan Sunan Giri
mempunyai santri-santri dari Kalimantan, Sulawesi dan Maluku. Sunan Giri ketika
berumur 23 tahun, pergi ke Kalimantan Bersama saudagar kamboja bernama Abu
Hurairah. Gubahan Sunan Giri bernama Kalam Muyang dan gubahan Sunan Bonang
bernama Sumur Serumbung menjadi buah mulut di Kalimantan. Mubaligh lain dari
Jawa adalah Sayid Ngabdul Rahman alias Kahtib Daiyan dari Kediri.
Pendidikan Islam masa Kerajaan di Sulawesi
Agama Islam masuk Sulawesi mula-mula adalah
dibagian Jazirah sebelah selatan. Daerah ini didiami oleh suku Makasar dan
Bugis. Pada abad ke-16 berdiri di daerah itu Kerajaan Gowa yang meliputi
seluruh daerah-daerah kediaman suku Makasar.
Pendidikan Islam Pada Masa Mataram
Perpindahan kekuasaan dari Demak ke Pajang (1568
M) tidak menyebabkan perubahan yang berarti tentang system pendidikan dan
pengajaran Islam. Setelah pusat kerajaan Islam berpindah dari Pajang ke Mataram
(1586 M) maka tampak beberapa macam perubahan, terutama pada zaman Sultan Agung
(1613 M).
Sejarah Pendidikan Islam
Pada Zaman Penjajahan
Belanda mulai berkuasa setelah berakhirnya
kekuasaan portugis di Indonesia. Belanda mulai datang ke Indonesia pertama kali
dalam misi perdagangan yang tergabung dalam “vereenigde oest indische
compagni” dan disingkat VOC. Sementara kebijakan yang di terapkan Belanda
adalah melanjutkan berbagai kebijakan yang dilakukan oleh orang-orang Portugis
sebelumnya. Tetapi yang paling utama adalah bersumber dari agama Kristen
protestan.
Untuk kepentingan inilah maka didirikanlah
lembaga-lembaga pendidikan terutama yang sebelumnya telah dinasranikan oleh
Portugis, seperti Ambon dan Ternate. Pada abad ke-17 dan 18, pendidikan
kejuruan masih belum didirikan, baru pada abad ke-19 didirikan. Sementara untuk
pendidikan Islam untuk masyarakat pribumi tidak menjadi soal, karena masih
banyak sistem-sistem pendidikan pesantren, langar dan madrasah yang masih
berjalan terus. Sementara untuk sekolah-sekolah untuk pegawai dan masyarakat
pribumi yang beragama Kristen sudah diatur oleh VOC.
Pendidikan Islam Pada
Zaman Jepang
Sikap Jepang terhadap pendidikan Islam ternyata
jauh lebih baik ketimbang pada masa pemerintahan Belanda. Sehingga ruang gerak
pendidikan Islam lebih bebas melakukan kegiatannya. Jepang tidak begitu
mementingkan masalah agama tapi lebih fokus pada cara memenangkan peperangan.
Malah jepang memberikan keleluasaan dalam mengembangkan pendidikan.
Jepang menilai bahwa agama adalah sarana penting
untuk menanamkan pengaruhnya pada setiap masyarakat hingga ke relung hatinya.
Meski demikian ada hal-hal yang menguntungkan yang diperoleh bangsa Indonesia
khususnya di bidang pendidikan diantaranya:
1. Berkembangnya kreatifitas para guru dalam memenuhi kekurangan buku
buku pelajaran dengan berkarya.
2. Menerjemahkan buku-buku berbahasa asing yang diperlukan tanpa
perlu memperhatikan hak cipta internasional.
3. Adanya kegiatan ekstrakurikuler disekolah seperti bela diri, dan
latihan perang-perangan yang membangkitkan keberanian para pemuda yang sangat
berguna dalam perang kemerdekaan di kemudian hari.
4. Bahasa Indonesia
berkembang dan hidup secara luas di tengah masyarakat.
Tidak ada komentar