Penelitian terhadap Umbi Gembili Dosen UNU Lampung
Oleh M. Khoirudin
Berlomba dengan ribuan dosen (mungkin) untuk mendapatkan hibah penelitian dari Kemenristek Dikti menjadi sebuah tantangan. Ada rasa pesimis saat upload proposal penelitian, itu wajar. Namun, ada hati yang selalu menyakinkan bahwa proposal penelitian ini nanti di ACC. Alhamdulillah, usaha dan do'a terkabulkan. Dan, sehingga memacu semangat untuk terus belajar.
Minggu 16 Juni 2019, telah dilaksanakan tahap awal penelitian hibah dari Kemenristek Dikti oleh dosen UNU Lampung beserta tim dan dibantu mahasiswa. Adapun penelitian ini dilakukan oleh dua dosen UNU Lampung yakni Nurul Fajri H (ketua) dan M. Khoirudin (anggota). Dalam penelitian, mahasiswa diikut sertakan supaya tau seperti apa suka duka meneliti. Selain itu, memberikan pengalaman langsung terhadap mahasiswa ternyata hasil bumi tidak hanya untuk dikonsumsi atau dijualbelikan. Tapi, dapat untuk bahan penelitian. Seperti umbi gembili.
Dalam penelitian ini menggunakan umbi gembili (Dioscorea esculenta) sebagai probiotik alami. Penelitian ini fokus pada pertumbuhan dan sistem imun ayam Broiler. Maka, ada mimpi besar dalam penelitian ini yakni memberikan edukasi pada peternak ayam Broiler agar dapat memanfaatkan hasil bumi untuk dimanfaatkan dalam beternak.
Ayam Broiler cukup digandrungi oleh masyarakat. Karena, pertumbuhan ayam ini relatif cepat. Tetapi, ada hal yang perlu dipahami bahwa ayam ini rentan dengan penyakit dan virus. Oleh sebab itu, tim peneliti memberikan sebuah terobosan dalam membuat probiotik alami yakni memanfaatkan umbi gembili.
Tumbuhan gembili dapat ditemukan di iklim tropis, seperti Indonesia. Konon pada zaman penjajahan dulu, umbi gembili dijadikan bahan makanan. Mengingat, rasa dari umbi ini cukup manis. Adapun tumbuhan gembili, tumbuh merambat serta membutuhkan penyangga dan rambatannya berputar ke arah kanan (searah dengan jarum jam, jika dilihat dari atas) sedangkan batangnya berduri.
Adapun komponen kimia yang terkandung dalam umbi gembili yaitu air dan karbohidrat. Karbohidrat yang tersusun pada umbi gembili adalah gula, amilosa, serta amilopektin. Selain itu, komponen gula yang tersusun adalah glukosa, fruktosa, dan sukrosa maka umbi ini mempunyai rasa manis.
Untuk saat ini, keberadaan umbi gembili cukup sulit didapat. Mungkin karena, generasi 4.0 tidak terlalu perduli/ mencintai dunia pertanian. Akibatnya keberadaan umbi ini mulai terkikis. Namun, dengan adanya penelitian ini, semoga keberadaan umbi gembili mudah didapatkan kembali, layaknya dulu kala.
Dengan begitu, keseimbangan ekosistem yang ada di bumi harus dijaga dengan baik, agar semua dapat merasakan. Karena, pada hakikatnya makhluk di bumi saling membutuhkan antara satu dengan yang lainnya.
Tidak ada komentar