Tugas Mengajar Anak Berkebutuhan Khusus Itu, Sesuatu
Oleh Laila Arfiana, Mahasiswi PAI UNISMA
Bekasi
Di sini saya
ingin bercerita pengalaman mengajar saya di sekolah SMA YPI 45
BEKASI. Awal mulanya saya dan teman-teman mendapat tugas dari universitas yaitu
Praktik Pengalaman Lapangan Kependidikan (PPLK) di sekolah tersebut, dan saya
mengajar anak-anak kelas X. Awalnya saya sempat tak percaya dengan apa yang
terjadi, anak-anak yang saya ajarkan yaitu anak-anak berkebutuhan khusus, ada 5
orang dalam kelas tersebut, yaitu 4 tuna netra, dan 1 tuna daksa.
Sempat terpikir
bagaimana cara bersosialisasi kepada anak-anak tersebut, tapi setelah saya
renungi dan rasakan lagi ada rahasia dan hikmah apa yang sebenarnya diberikan
Allah kepada saya, ternyata semua karena Allah ingin memberikan kesempatan
kepada saya untuk mendapatkan ilmu, pengalaman serta pahala yang berlimpah
tatkala mau benar-benar ikhlas dalam mendidik dan mengajar anak-anak
berkebutuhan khusus. Yang pasti mendidik anak-anak berkebutuhan khusus tidak
hanya bekal kepandaian semata saja, melainkan kesabaran, keteguhan, dan
ketelatenan.
Pertemuan pertama yaitu perkenalan,
mereka mengenalkan diri masing-masing sambil berdiri dan bergantian. Mereka
itu, ada yang pendiam, ada yang pintar menghafal Al-Qur’an, ada yang bisa bermain
gitar, ada yang pemalu, dan saya sempat bingung bagaimana cara mereka agar bisa
aktif di dalam kelas dan saling membantu satu sama lain. Alhamdulillah
dengan kesabaran mendidik dan melatih mereka, sedikit demi sedikit mereka
terbiasa aktif di dalam kelas. Cara mendekati mereka yaitu dengan cara
pendekatan sendiri-sendiri (privat).
Kemudian soal Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang selalu dilihat setiap pertemuan oleh Pamong (guru mata
pelajaran), RPP pertemuan pertama banyak sekali coretan atau kesalahan yang ada
di RPP tersebut, agak sedikit kecewa dan sedih, tapi itu buat pembelajaran ke
depannya agar membuat RPP lebih baik lagi.
Pertemuan kedua yaitu sudah memasuki
pembelajaran, Alhamdulillah dengan metode yang saya rencanakan, mereka
cepat aktif dalam memahami pelajaran yang telah saya berikan, walaupun tidak
secepat anak-anak lainnya. Tidak mudah mendidik anak-anak berkebutuhan khusus,
namun tidak juga terlalu susah. Anak-anak berkebutuhan khusus memiliki karakter
khusus juga. Tidak sama satu anak dengan lainnya. Menjadi suatu kebanggan
tersendiri, apabila melihat anak-anak didik mengalami kemajuan, misalnya dari
yang malu-malu sampai yang pendiam, Alhamdulillah mereka mau mendekatkan dirinya
kepada saya, mau terbuka kepada saya, dan mau mempercayakan saya dalam
mendidiknya.
Rencana Pelaksanaan Pembelajran (RPP)
yang kedua, Alhamdulillah hanya sedikit coretan yang diberikan oleh Pamong
(guru mata pelajaran), dan saya tidak mau terlalu berbangga hati, karena setiap
coretan tersebut membuat saya termotivasi agar dapat memberikan yang lebih baik
lagi.
Pertemuan ketiga belajar sambil bermain
games tebak kata, mereka dilatih untuk aktif di kelas, dan juga dapat
berkonsentrasi dengan cepat. Metode ini saya ajarkan kepada mereka, karena
metode ini mudah untuk dipahami dan cepat mudah mengahafal pelajaran.
Alhamdulillah mereka sangat senang dengan pengajaran yang saya berikan kepada mereka. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
yang ketiga ini, Alhamdulillah tidak ada kesalahan yang diberikan oleh pamong
(guru mata pelajaran), hanya sedikit tambahan yaitu dengan menambahkan lampiran
di belakangnya.
Dengan berjalannya waktu, hari demi hari, telah sampailah
pada waktu di mana untuk berpisah dengan anak-anak di sekolah SMA YPI 45 BEKASI,
terutama anak-anak kelas X. Tepat pada tanggal 19 Oktober 2018, jam 09.00 WIB saya dan rekan-rekan
seperjuangan melaksanakan penutupan di sekolah SMA YPI 45 BEKASI. Pada hari
itu, saya belajar dan mengambil pelajaran yang sangat berharga dan berkesan
saat mengajar anak-anak SMA YPI 45 BEKASI.
Sekian cerita pengalaman saya mengajar anak-anak Tuna netra, semoga cerita
ini dapat bermanfaat dan dapat diambil hikmahnya. Intinya kita harus terbuka kreatif, dan peduli/perhatian kepada mereka. Anak berkebutuhan khusus secara potensi tidak kalah dengan yang normal.
Tidak ada komentar