Mengistiqomahkan Menulis
Oleh Khairul
Azan, Dosen STAIN Bengkalis & Ketua DPD
GAMa Riau Kabupaten Bengkalis
Salah satu permasalahan
terbesar bagi seorang penulis adalah menjaga konsistensi atau bahasa lainnya adalah
istiqomah dalam menulis. Seringakali waktu yang tidak ada atau kesibukan
dijadikan alibi yang menutupi diri untuk melahirkan sebuah karya. Padahal
ketika kita tidak menulis di hari ini maka kita akan menggali sebuah kuburan
untuk hari esok dan seterusnya dan itu menjadi pengubur mimpi sebagai seorang
penulis sejati.
Oleh karena itu
jika ingin menjadi penulis maka mulai hari ini menulislah secara istiqomah.
Menulislah tentang apa saja, yang jelas menulis dan bisa memberikan manfaat
bagi pembaca. Memang ini berat, karena untuk mengalahkan orang lain itu biasa
saja namun mengalahkan diri sendiri itu yang luar biasa. Butuh perjuangan untuk
keluar dari rasa malas, rasa bosan dan rasa ketidakmampuan.
Begitu banyak godaan
yang membuat niat untuk menjadi penulis menjadi urung. Tapi itu bisa dikalahkan
ketika kita mengaplikasikan beberapa upaya, apa itu? diantaranya adalah:
Jadikan
menulis sebagai kebutuhan
Menulis itu akan terasa
berat ketika tidak dibiasakan. Namun sebaliknya jika dibiasakan menulispun akan
menjadi ringan. Bahkan dalam waktu yang singkat saja beberapa tulisan akan bisa
kita hasilkan. Oleh karena itu jadikan menulis sebagai kebutuhan kita setiap
harinya.
Ketika ini dilakukan maka menulis setiap hari tidak akan jadi masalah.
Justru sebaliknya, ketika kita tidak menulis hari ini pasti akan terasa ada
yang kurang dalam diri yang hanya akan terobati ketika kita menulis lagi.
Tetapkan
target
Menulis itu butuh
target. Menetapkan target tulisan setiap harinya akan menggiring diri untuk
istiqomah dalam menulis. Buatlah target menulismu. Tidak perlu banyak, apakah
satu halaman atau dua halaman setiap harinya.
Lakukan itu terus menerus. Inilah
yang penulis lakukan. Memang awal menulis itu terasa begitu berat tetapi
seiring perjalanan waktu rasa berat berubah jadi sesuatu yang menyenangkan
untuk dilakukan dan seringkali target itu tetap terpenuhi bahkan melebih target
menulis setiap hari.
Keyakinan
akan sebuah proses
Seorang penulis papan
ataspun pasti pernah merasakan kondisi dimana ia berada pada posisi terendah
dalam menulis. Tidak dihargai, tidak ada yang membaca atau justru mencemeeh apa
yang kita tulis. Ya, itu biasa. Biarkan saja. yang jelas tugas kita menulis.
Selagi apa yang kita tulis itu positif maka jangan pernah berhenti. Karena jika
hari ini kita tidak menjadi penulis terkenal yakinlah suatu saat kita pasti
akan menjadi penulis. Tapi ingat menjadi penulis terkenal tergantung pada apa
yang kita lakukan hari ini. Apakah kita istiqomah dalam menulis atau
sebaliknya.
Cari
lingkungan yang mendukung
Munulis itu butuh
suplemen agar menulis secara konsisten. Salah satu suplemen yang bisa
menjadikan kita konsisten dalam menulis adalah lingkungan yang mendukung.
Lingkungan yang dimaksud dalam hal ini adalah teman-teman yang mendukung,
saling memotivasi dalam satu visi. Visi untuk memiliki karya sebagai tanda
bahwa kita pernah ada. Dengan demikian carilah teman yang saling memberikan
energi positif bukan sebaliknya.
Tidak ada komentar