Menulis Itu Mengikat Ilmu
Oleh Khairul Azan, Dosen STAIN Bengkalis & Ketua DPD GAMa Riau Kabupaten Bengkalis
Pernah suatu hari ada salah seorang mahasiswi yang bertanya kepadaku disela-sela akhir jam mengajar di kelas. Ia bertanya tantang motivasiku menulis “apa sebenarnya yang memotivasi Bapak untuk menulis?”. Pertanyaan iapun aku jawab dengan sederhana “Bapak ingin menjadi manusia yang bermanfaat dimana pahalanya mengalir tanpa batas”.
Seperti tulisanku sebelumnya bahwa menulis itu salah satu tujuannya adalah untuk mengabadikan diri. Ketika aku berkarya akan menunjukkan aku pernah ada. Pemahaman ini didasari pada fakta bahwa hidup didunia tidaklah selamanya. Sampai waktunya kita akan kembali kepada sang pencipta untuk mempertanggungjawabkan apa yang kita lakukan sebagai mahkluk penguasa dimuka bumi. Ketika kita mati maka terputuslah semunya. Kecuali ada tiga hal seperti yang dijelaskan dalam agama kita yaitu Islam, apa itu?, diantaranya adalah : sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat dan doa anak yang soleh.
Dari tiga hal tersebut yang paling mendekati sebagai bagian dari menulis adalah ilmu yang bermanfaat. Ilmu yang bermanfaat akan bisa memberikan manfaat dan selamanya akan bermanfaat ketika diikat dalam sebuah tulisan. Tulisan merupakan media dalam menyampaikan pemahaman tentang sebuah konsep yang kita miliki kepada orang lain yang tak akan lapuk dimakan bumi dan hilang ditelan zaman.
Sebuah ilmu akan terputus ketika tidak dituliskan. Mengapa itu bisa terjadi?. Bukankah kita telah mempelajari dan menyampaikannya?, Ya, betul sekali. Tetapi ingat bahwa manusia punya keterbatasan dimana sampai waktunya semua akan terlupakan. Manusia tidak akan bisa mengingat selamanya justru seiring waktu satu-persatu akan hilang dibenak bagaikan pasir yang tersapu ombak dilautan. Disamping itu seperti yang dijelaskan di atas bahwa hidup tidaklah selamanya kekal tetapi bisa abadi ketika kita punya karya salah satunya tulisan sebagai rekaman ilmu yang kita sampaikan.
Bisa bayangkan apa yang terjadi sekiranya para ilmuan kita yang telah banyak melairkan teori kehidupan tidak pernah menuliskan ilmu yang diperolehnya. Bisa jadi saat ini kita tidak akan tau tentang teori fisika, kedokteran dan lain seperti yang ditemukan oleh para ilmuan terdahalu yang telah mendahului kita.
Oleh karena itu agar ilmu yang kita sampaikan kepada orang lain terus diingat maka sekali lagi ikatlah ilmumu dengan sebuah tulisan yang bermanfaat. Mengikat ilmu dengan sebuah tulisan akan terus bermanfaat bagi orang lain dimana pahalanya akan mengalir tanpa batas meskipun kita telah tiada.
Bayangkan saja jika kita hitung-hitungan berapa pahala yang akan didapat dari satu judul tulisan yang kita hasilkan. Itu baru satu judul. Bagaimana jika ktia menulis lebih dari satu judul bahkan sampai ratusan atau ribuan judul tulisan. Semakin banyak orang yang membaca maka semakin banyak pulalah pahala yang akan kita terima. Tapi tentunya karya yang kita hasilkan adalah tulisan yang bernilai positif bagi orang banyak.
Inilah energi dari menulis yang tak akan habis. Bahkan tak akan bisa dikur dengan meteran yang kita ciptakan. Menulis adalah investasi jangka panjang yang tak akan terputus di dunia melainkan sampai ke alam akhirat.
Inilah sekilah cerita yang penulis alami. Bukan bermaksud untuk menggurui namun hanya untuk saling berbagi. Semoga bermanfaat. Aminnn..
*Sumber gambar: Google
Tidak ada komentar