PEMASARAN PENDIDIKAN: FAKTOR PENENTU EKSISTENSI PERGURUAN TINGGI
Oleh Khairul Azan, dosen STAIN Bengkalis & Ketua DPD GAMa Riau Kabupaten Bengkalis
Mahasiswa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari esksistensinya sebuah perguruan tinggi. Kehadiran mahasiswa bagi perguruan tinggi bagaikan sepasang sepatu di mana ketika hilang salah satunya maka fungsi sepatu tidak akan ada arti lagi.
Mengingat begitu pentingnya mahasiswa bagi tumbuh kembangnya perguruan tinggi maka hendaklah para pengelola memposisikan mahasiswa sebagai row input strategis yang harus diprioritaskan dalam pengembangan kampus kearah yang lebih maju. Pemahaman ini perlu dilakukan mengingat kompetitor dibidang pendidikan tinggi yang begitu banyak dengan latarbelakang pendirian beragam serta tawaran produk yang sangat menjanjikan.
Agar itu bisa terwujud maka perguruan tinggi dituntut memiliki strategi yang ampuh bagaimana menjaring mahasiswa sebanyak-banyaknya lewat pemasaran pendidikan yang dilakukan. Secara teoritis pemasaran pendidikan tediri dari dua kata yaitu pemasaran dan pendidikan. Menurut Kotler dan Amstrong (2008) pemasaran adalah memuaskan kebutuhan pelanggan. Bila pemasaran memahami kebutuhan pelanggan, maka ia dapat mengembangkan produk dan jasa yang menyediakan nilai unggul bagi pelanggan, menetapkan harga, mendistribusikan dan mempromosikan produk dan jasa itu secara efektif, sehingga produk dan jasa itu mudah dijual.
Sedangan pendidikan menurut UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Berdasarkan kedua pemahaman di atas dapat disimpulkan bahwa pemasaran pendidikan adalah usaha untuk memberikan pelayanan prima kepada pelanggan pendidikan dengan cara menetapkan standar biaya, menyediakan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan serta mensosialisasikan produk pendidikan kepada masyarakat disekitarnya sebagai pelanggan sekaligus pengguna jasa pendidikan.
Menurut Ruslan (2003) pemasaran dapat berfungsi sebagai media penyalur barang atau jasa dari tangan produsen ke tangan konsumen melalu kegiatannya. Fungsi pemasaran ini secara lebih luas akan dijabarkan dalam bauran pemasaran yaitu merupakan sarana mencapai tujuan pemasaran (marketing objectives). Dengan demikian dapat dipahami bahwa pemasaran pendidikan berfungsi sebagai media untuk menyalurkan atau menyampaikan produk pendidikan yang berbentuk jasa kepada pelanggan (customer) pendidikan.
Adapun tujuan dari pemasaran pendidikan adalah untuk membantu perguruan tinggi untuk tetap eksis karena jumlah pelanggaan semakin meningkat. Hal ini terjadi karena perguruan tinggi mengetahui tentang apa yang dibutuhkan oleh pelanggannya sehingga bisa memberikan pelayanan yang maksimal tentunya akan berdampak pada kepuasan dari pelanggan pendidikan.
Sebagaimana menurut Peter Drucker sebagai ahli dibidang manajemen mengatakan tujuan pemasaran adalah membuat agar tenaga penjualan menjadi berlebih dan mengetahui serta mamahami konsumen dengan baik sehingga pelayanan cocok dengan konsumen tersebut dan laku dengan sendirinya.
Menurut Kotler ada beberapa faktor yang mempengaruhi pemasaran pendidikan di antaranya sebagai berikut:
Product (Produk)
Bagian ini menitik beratkan pada penawaran yang diberikan kepada pelanggan tentang nilai sebuah produk yang dihasilkan. Apakah ada distingsi (Brand) antara produk pendidikan yang dimiliki dengan produk dari kompetitor lainnya.
Price (Biaya)
Biaya adalah sesuatu yang krusial dalam menarik pelanggan pendidikan. Oleh karena itu biaya pendidikan yang dibebankan kepada mahasiswa sebagai pelanggan hendaknya disesuaikan dengan kemampuan dan taraf ekonomi dari masyarakat yang menjadi wilayah strategis pemasaran pendidikan.
Place (Lokasi)
Tempat yang strategis juga menentukan eksistensi sebuah perguruan tinggi. Oleh karena penentuan lokasi dimana perguruan tinggi akan hadir juga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam menjaring mahasiswa sebanyak-banyaknya melalui pemasaran pendidikan yang dilakukan.
Promotion (Promosi)
Banyaknya mahasiwa masuk kesalah satu perguruan tinggi tidak terlepas dari kerja keras yang dilakukan. Agar pelanggan mengetahui dan tertarik dengan produk yang dihasilkan maka dituntut sosialisasi atau promosi yang optimal dari masing-masing perguruan tinggi. Strategi menjemput bola haruslah dipegang teguh.
People (SDM)
Agar citra perguruan tinggi mengalami peningkatan maka perlu layanan prima dari unsur internal perguruan tinggi kepada pelanggan pendidikan yakni mahasiswa. Untuk mewujudkannhya perlu adanya SDM berkualitas yang siap menunjukkan kinerja optimal sesuai tugas dan tanggungjawabnya masing-maisng.
Physical Evidence (Bangunan fisik)
Bangunan fisik yang ada diperguruan tinggi juga mempengaruhi keberhasilan pemasaran pendidikan. Oleh karena itu perlu kesadaran dari unsur pengelola dalam memandang bangunan fisik perguruan tinggi sebagai unsur prioritas. Unsur bangunan fisik yang dimaksud meliputi keindahan arsitektur yang merupakan chasing serta kelengkapan yang ada di dalamnya.
Process atau Proses
Keberhasilan pemasaran pendidikan juga ditentukan oleh proses pendidikan yang optimal. Proses pendidikan yang optimal terlihat dari proses pembelajaran yang berlangsung secara efektif dan efisen sesuai dengan tuntutan pelanggan yakni mahasiswa.
Tidak ada komentar