Cerita Efek Full Day School
Kebijakan full day school (FDS) walaupun menuai kontroversi yang keras di masyarakat tetap dilaksanakan. Implementasi kebijakan FDS sudah diselenggarakan oleh sekolah-sekolah dan ini bagian dari eksperimentasi sebelum diterapkan secara serentak nasional. Perlu kiranya pengalaman-pengalaman yang yang seperti harus diceritakan supaya sisi lain full day school dapat diketahui orang banyak, bahkan dapat menjadi bahan evaluasi dunia pendidikan Indonesia ke depan. Berikut ini di antara dampak negatif full day school yang dinyatakan perspektif orang tua siswa oleh Jhoni Hendra melalui laman Facebook-nya pada 28 Juli 2017.
[Dampak Full Day School]
Jam 04.00 anak-anakku sudah bangun semua, mereka mandi sebelum subuh, sholat Subuh, baca Al-quran, sarapan, terus ke sekolah jam 06.30 sampai jam 16.00, tiba dirumah jam 16.30, dalam perjalanan pulang mereka semua tertidur dimobil. Yang kemudian kugendong, dalam keadaan masih tertidur dengan sepatu lengkap bersimbah keringat, dalam keadaan letih capek yang luar biasa.
Menjelang magrib kubangunkan, terus mandi, sholat Maghrib dan Isya, makan malam, terus mereka tidur lagi sampai pagi tanpa belajar di malam hari.
Inikah yg dinamakan program hebat?
Belum lagi keadaan gurunya yg pulang menjelang magrib dengan kehidupan yang pas-pasan. Tak ada waktu buat mereka untuk mencari peluang hidup yg lebih baik.
Terkadang aku berfikir, betapa bodohnya kalian yang membuat kebijakan, tidakkah kalian tau daya tampung fokus seorang anak itu terbatas, belajarlah psikologi perkembangan, psikologi pendidikan, jangan lakukan program uji coba yang dapat merusak generasi bangsa ini.
Mungkin anda belum pernah menjadi guru, sehingga kebijakan yang dibuat menyengsarakan guru, menyengsarakan anak anak bangsa ini. Kritik pedas buat kalian yg membuat peraturan tanpa memikirkan akibatnya.
Ket.: Foto diambil dari laman facebook Jhony Hendra
[Dampak Full Day School]
Jam 04.00 anak-anakku sudah bangun semua, mereka mandi sebelum subuh, sholat Subuh, baca Al-quran, sarapan, terus ke sekolah jam 06.30 sampai jam 16.00, tiba dirumah jam 16.30, dalam perjalanan pulang mereka semua tertidur dimobil. Yang kemudian kugendong, dalam keadaan masih tertidur dengan sepatu lengkap bersimbah keringat, dalam keadaan letih capek yang luar biasa.
Menjelang magrib kubangunkan, terus mandi, sholat Maghrib dan Isya, makan malam, terus mereka tidur lagi sampai pagi tanpa belajar di malam hari.
Inikah yg dinamakan program hebat?
Belum lagi keadaan gurunya yg pulang menjelang magrib dengan kehidupan yang pas-pasan. Tak ada waktu buat mereka untuk mencari peluang hidup yg lebih baik.
Terkadang aku berfikir, betapa bodohnya kalian yang membuat kebijakan, tidakkah kalian tau daya tampung fokus seorang anak itu terbatas, belajarlah psikologi perkembangan, psikologi pendidikan, jangan lakukan program uji coba yang dapat merusak generasi bangsa ini.
Mungkin anda belum pernah menjadi guru, sehingga kebijakan yang dibuat menyengsarakan guru, menyengsarakan anak anak bangsa ini. Kritik pedas buat kalian yg membuat peraturan tanpa memikirkan akibatnya.
Ket.: Foto diambil dari laman facebook Jhony Hendra
Tidak ada komentar